Kamis, 23 Februari 2012

FORMAT PENGKAJIAN KEPERAWATAN ANAK DALAM KONTEKS KELUARGA

Postingan kali ini masih membahas mengenai keperawatan anak. Pada postingan denver development menitikberatkan pada metode untuk melakukan skrining kelainan perkembangan anak khusunya untuk anak dibawah 6 tahun. Sedangkan pada postingan pemeriksaan fisik neonatus merupakan format pengkajian untuk neonatus atau bayi baru lahir secara individu. Nah, bagaimana jika sebagai perawat kita diharusnkan melakukan pengkajian anak dalam konteks keluarga?
Pada postingan  pengajian anak usia toddler  menyajikan data mengenai penggunaan format pengkajian anak dalam konteks keluarga yang saya lakukan bersama teman kelompok untuk memenuhi tugas keperawatan anak. Silahkan klik disini untuk mendapatkan format pengkajian anak dalam konteks keluarga yang kami pakai.


semoga bermanfaat

PEMERIKSAAN FISIK NEONATUS/BAYI

Melengkapi postingan sebelumnya mengenai denver development materi open lab yang harus kami pelajari salah satunya adalah mengenai pemeriksaan fisik neonatus atau bayi baru lahir. Berdasarkan referensi, neonatus adalah bayi usia 0 – 28 hari. Penelitian menunjukkan bahwa 50% kematian bayi terjadi pada periode neonatus, yaitu saat bulan pertama kehidupan, di mana periode neonatus merupakan periode yang paling kritis dalam fase pertumbuhan dan perkembangan bayi. Kurang baiknya penanganan bayi baru lahir yang sehat akan menyebabkan kelainan-kelainan yang mengakibatkan cacat seumur hidup, bahkan kematian. Pada semester 5 yang lalu pada kuliah keperawatan anak II, kami diberi format pemeriksaan fisik neonatus yang dapat Anda unduh gratis disini.

semoga bermanfaat

Keperawatan anak Denver Development Screening Test (DDST) II

Hari ini Kamis, 23 Februari 2012 adalah hari pertama open lab untuk mempersiapkan pendidikan profesi (ners). Materi yang harus kami pelajari berkaitan dengan anak, yaitu pengkajian fisik, mtbs dan lupa satu lagi apa,hehe Sekedar mau berbagi saja, ada satu metode untuk melakukan skrining terhadap kelainan perkembangan anak. Instrumen yang digunakan adalah Denver Development Screening Test (DDST).

Bagian depan


Bagian belakang


untuk gambar dalam ukuran yang lebih besar dapat anda unduh gratis disini

Rabu, 22 Februari 2012

Makalah pielonefritis (uti atas)

Pielonefritis adalah infeksi bakteri piala ginjal, tubulus, dan jaringan interstitial dari salah satu atau kedua ginjal. Pielonefritis sering sebagai akibat dari refluks uretrofesikal dimana katup uretrofesikal yang tidak kompeten menyebabkan urin mengalir balik ke dalam ureter. Obstraksi traktus urinarius, tumor kandung kemih, striktur, hiperplasia prostatik benigna, dan batu urinarius merupakan penyebab yang lain. Pielonefritis dibagi menjadi dua yaitu pielonefritis akut dan pielonefritis kronis.
Manifestasi klinik pada klien pielonefritis akut mengalami demam dan menggigil, nyeri panggul, nyeri ketika berkemih, nyeri tekan pada sudut kostovertebral (CVA), lekositosis, dan adanya bakteri dan sel darah putih dalam urin. Gejala saluran urinarius bawah seperti disuria dan sering berkemih juga umumya sering terjadi. Infeksi saluran urinarius atas dikaitkan dengan selimut antibodi bakteri dalam urin. Ginjal klien pielonefritis akut biasanya membesar disertai infiltrasi itertitial sel-sel inflamasi. Abses dapat dijumpai pada kapsul ginjak dan pada taut kortikomedularis. Akhirnya, atrofi dan kerusakan tubulus serta glomerulus terjadi. Ketika pielonefritis menjadi kronis, ginjal membentuk jaringan parut, berkontraksi, dan tidak berfungsi.


selengkapnya silahkan klik disini

Makalah pengajian anak usia toddler dalam konteks keluarga (keperawatan anak)

Pada kuliah keperawatan anak pada waktu yang lalu, kami diberi tugas untuk melakukan pengkajian anak usia todler dalam keluarga. Silahkan klik disini untuk mendapatkan hasil pengkajian yang kami lakukan secara gratis. Semoga bermanfaat.

Makalah KOR PULMONAL

Kor pulmonal merupakan peyakit paru dengan hipertrofi dan atau dilatasi ventrikel kanan akibat gangguan fungsi dan atau struktur paru (setelah menyingkirkan penyakit jantung kongenital atau penyakit lain yang primernya pada jantung kiri). Penyakit-penyakit yang menyebabkan kor pulmonale adalah penyakit yang secara primer menyerang pembuluh darah paru, dan penyakit yang mengganggu aliran darah paru akibat penyakit pernapasan obstruktif atau restriktif. Bronkhitis merupakan penyebab tersering kor pulmonale. Penyakit-penyakit pernafasan restriktif yang menyebabkan kor pumonale dapat berupa penyakit-penyakit instrinsik seperti fibrosis paru difus, dan kelainan ekstrinsik, seperti obesitas yang ekstrim, kifoskoliosis, atau gangguan neuromuscular berat yang melibatkan otot-otot pernafasan. Akhirnya penyakit vaskular paru yang mengakibatkan obstruktif terhadap aliran darah dan kor pulmonale cukup jarang terjadi dan biasanya merupakan akibat dari PE berulang.
Adapun penyakit awalnya, sebelum timbul kor pulmonale biasanya terjadi peningkatan resistensi vaskular paru dan hipertensi pulmonal. Hipertensi pulmonal pada akhirnya meningkatkan beban kerja ventrikel kanan, sehingga mengakibatkan hipertropi dan kemudian gagal jantung. Titik kritis dari peningkatan resisntensi vaskular paru pada arteri dan arteriola kecil.


selengkapnya silahkan klik disini

Makalah keperawatan medikal bedah hip riplacement

Manusia tersusun oleh kurang lebih 206 tulang. Tulang-tulang dalam tubuh dihubungkan satu sama lain dengan sendi atau artikulasi yang memungkinkan berbagai macam gerakan. Ada tiga macam sendi, antara lain sendi sinartrosis, amfiartrosis, dan diartrosis. Penyakit yang terjadi pada sendi biasanya disebut dengan deformitas. Terkadang penyakit sendi atau deformitas memerlukan intervensi bedah untuk mengurangi nyeri, meningkatkan stabilitas dan memperbaiki fungsi. Terapi pembedahan yang dilakukan pada penyakit sendi meliputi eksisi jaringan rusak dan sakit, perbaikan struktur yang rusak, pembuangan jaringan lepas, fusi imobilisasi sendi dan penggantian semua atau sebagian permukaan sendi.
Kebanyakan penggantian sendi terdiri atas komponen logam dan polietilen densitas tinggi. Dengan penggantian sendi, pengurangan nyeri yang sempurna dapat diperoleh 85% sampai 90% pasien. Pengembalian fungsi dan gerakan bergantung pada kondisi preoperatif jaringan lunak, reaksi jaringan lunak, dan kekuatan otot secara umum. Kegagalan awal pada penggantian sendi ada hubungannya dengan aktivitas yang sangat tinggi dan patologi sendi preoperatif.
Tindakan penggatian sendi biasanya dilakukan pada sendi lutut, pinggul, bahu, dan jari. Sendi (siku pergelangan tangan dan kaki) lebih jarang, lebih kompleks diganti. Dalam makalah ini akan dibahas mengenai total hip replacement atau penggantian panggul total (PPT) mulai dari definisi, indikator sampai dengan asuhan keperawatannya. Pasien yang mendapatkan tindakan PPT biasanya berusia lebih dari 60 tahun dengan nyeri yang tak tertahankan atau kerusakan sendi pinggul ireversibel. Dengan perkembangan bahan prostesis dan teknik operasi yang makin baik, masa hidup prostesis dapat diperpanjang, pasien muida dengan kerusakan panggul berat yang sangat nyeri pun dapat menjalani penggantian panggul total.


selengkapnya silahkan klik disini